Kamis, 13 Desember 2012

Menuju entah




"Apa yang kamu cari?"
Pertanyaan itu kerap saya dengar akhir-akhir ini.
Meski mereka -kebanyakan adalah teman saya- tidak melontarkan apa maksud di balik pertanyaan itu, saya tahu kenapa mereka bertanya.


Karena saya masih bertahan dalam kesendirian.


Apa yang saya cari?
Tidak ada.
Saya hanya berjalan, menuju entah.



Jakarta, 16.15
sambil menyesap bir dingin di sebuah cafe.
_beyTobing_
 










Kamis, 12 April 2012

Anak Pertama





















2012, April.


Akhirnya, anak pertama saya lahir.
Bukan, bukan bayi.
Tapi, buku.
Novel.
"Tentang Sebuah Nama, Natasha"


_beyTobing_

Rabu, 25 Januari 2012

Ajal

2012.
Tahun baru.
Belum lama, saya menulis di blog.
Tentang, apakah yang akan diukir pada tahun ini?

Dan, ternyata, cukup mengejutkan.
Awal yang tidak cukup baik, bila dikaitkan dengan kebersamaan.
Banyak jiwa yang berpulang, kembali pada Hyang Pencipta.
Tentu saja, dilepas dengan airmata. Kepedihan.

Lalu.
Saya.
Diagnosis cukup mengagetkan dari seorang yang diberi talenta lebih oleh Dia.
Dokter.

Ada penyakit yang jatuh cinta kepada kamu, kata dokter tua itu tertawa.
Seakan itu hanya lelucon.
Bahkan dia tidak mempedulikan wajah saya yang pastinya berubah pias.
Sepertinya sakit dan kematian memang hal yang lumrah baginya.

Saya mengumpat dalam hati.
Kau pikir, kata-katamu lucu?
Kau pikir, berapa banyak airmata yang akan dikeluarkan keluarga saya jika saya pergi?
Sialan!

Tapi saya lalu tersadar.
Bukankah siapapun, akan berpulang?

Kamu pasti bisa sembuh, ujarnya kemudian.
Terdengar seperti janji manis seorang pria pada kekasihnya, demi sebuah kepercayaan.

Saya tersenyum.
Walau penyakit saya masih bisa disembuhkan, tapi bukan tidak mungkin akan menjadi penghantar saya menuju kehidupan kekal.
Karena, apapun dapat terjadi.

Oh.
Saya menulis ini bukan untuk sebuah belas kasihan.
Bukan juga untuk mendapatkan perhatian.
Tapi, saya jadi mengerti kenapa dokter itu tertawa saat memberitahu bahwa saya diberi "anugerah" sebuah penyakit.

Karena,
Itulah kehidupan.

Saya tidak ingin takut pada kematian.
Walaupun, tentu saya ingin hidup lebih lama.
Tapi, saya tidak ingin menjadikan ini alasan untuk bersedih.
Ini juga bukan alasan bagi saya untuk meratapi nasib.

Kematian, adalah pasti.
Hanya caranya yang berbeda.
Dan tentu saja, waktunya.

Lima tahun lagi, atau bahkan sepuluh tahun lagi
Saya masih tetap ingin bisa membaca tulisan ini.
Dan mengatakan...
Lihat? Saya sembuh

Tapi jika ternyata, saya kembali ke rumahNya
Apa yang akan saya katakan?
Tentu saja tidak ada.
Itulah saatnya, saya mengembalikan raga. PadaNya.

Mengerti.
Saya mengerti.
Apa itu ajal.


_beyTobing_
ditulis sambil memakan donat coklat.

Minggu, 01 Januari 2012

2012

Selamat datang tahun baru!
Pasti segudang resolusi sudah bermukim dalam benak.

Lalu, saya?
Entahlah.
Saya bukan manusia dengan segudang rencana.
Bukan juga manusia tanpa rencana.

Saya hanya menjalani.
Mungkin, tepatnya, saya sudah berhenti bertanya-tanya.
Tentang "apa," dan "mengapa".
Jalani saja.

Apa adanya.
Mengalir.

Banyak yang telah saya lewati.
Sampai akhirnya saya sadar.
Hidup ini bukan milik saya.

Apa yang saya inginkan.
Apa yang saya impikan.
Seringkali kandas.

Bukan berarti saya berhenti berharap.
Karena tanpa harapan, saya miskin.

Berharaplah.
Namun, pasrahlah.
Sebab, semua akan indah.
Pada masanya.


_beyTobing_
Jakarta, dalam pelukan cuaca yang dingin