Minggu, 25 September 2011

Ibu, Aku Rindu!

Ibu, aku ingat saat kau bercerita di satu malam yang hangat.

Katamu, kau melahirkanku dengan pertarungan nyawa.

Saat itu, aku tak mengerti.

Aku masih terlalu kecil untuk paham.

Aku hanya mengangguk-angguk mendengar ceritamu.

Ibu, aku ingat saat kau melayangkan protes padaku.

Aku mulai menjadi seorang remaja dan nakal.

Saat itu, aku berbalik menyerangmu dengan kata-kata kasar.

Dan aku mengakhiri kemarahanku dengan membanting pintu sekeras mungkin.

Ibu, aku ingat saat kau menyuruhku menabung gajiku.

Aku menghabiskannya dengan bersenang-senang.

Selagi masih muda, kataku.

Bahkan aku tidak ingat untuk menyenangkanmu.

Ibu, aku ingat sorot mata kosongmu saat aku mulai sibuk dengan pasanganku.

Aku tak lupa suara kesepianmu di seberang telepon, setelah aku menikah.

Dan terpatri dengan jelas dalam ingatanku, senyum lebarmu saat aku datang ke rumah setelah berbulan-bulan tidak mengunjungimu.

Ibu, sekarang aku sudah membelikanmu baju yang cantik untuk kau kenakan.

Sudah membelikanmu cincin untuk kau pakai di jarimu yang keriput.

Sudah membelikanmu sepatu untuk kau pasang di kakimu yang lisut.

Sudah membelikanmu tas untuk kau gendong di bahumu yang mulai melengkung.

Ibu.

Kenapa kau diam saja?

Kenapa kau tidak menyahut?

Kenapa sekarang kita harus dipisahkan tanah yang menimbunmu?

Ibu, jika ada kata yang belum pernah kuucapkan, apakah sekarang sudah terlambat?

Aku mencintaimu, Ibu!

Ibu, Aku Rindu!

Rindu!

Rindu.

Rindu

13.55, sedang teringat akan wanita luar biasa. Ibu.

_beyTobing_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar